Berilah Kemudahan dan Jangan Kalian Mempersulit, Berilah Berita Gembira dan Jangan Kalian Menakut-nakuti (Rasulullah SAW) ~ Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya (Abraham Lincoln)~ Apabila didalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersbut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkahpun (Bung Karno)~ Semua orang berfikir untuk mengubah Dunia namun tak seorang pun berfikir untuk merubah diri sendiri (Tolstoy) ~ Perbuatan - perbuatan salah adalah biasa bagi manusia, tetapi perbuatan pura - pura itulah yang sebenarnya yang menimbulkan permusuhan dan penghianatan (Johan Wolfgang Goethe) ~ Jika seseorang merasa bahwa mereka tidak melakukan kesalahan selama hidupnya, maka sebenarnya mereka tidak pernah mecoba hal-hal baru dalam hidupnya (Albert Enstain) ~

20.1.14

Indeks DMF-T



Indeks DMF-T adalah indeks untuk menilai status kesehatan gigi dan mulut dalam hal karies gigi permanen. Karies gigi umumnya disebabkan karena kebersihan mulut yang buruk, sehingga terjadilah akumulasi plak yang mengandung berbagai macam bakteri. DMF-T merupakan singkatan dari Decay Missing Filled-Teeth.
Nilai DMF-T adalah angka yang menunjukkan jumlah gigi dengan karies pada seseorang atau sekelompok orang. Angka D (decay) adalah gigi yang berlubang karena karies gigi, angka M (missing) adalah gigi yang dicabut karena karies gigi, angka F(filled) adalah gigi yang ditambal atau di-tumpat karena karies dan dalam keadaan baik . Nilai DMF-T adalah penjumlahan D+ F+ T. Indikator utama pengukuran DMF-T menurut WHO adalah pada anak usia 12 tahun, yang dinyatakan dengan indeks DMF-T yaitu ≤ 3, yang berarti pada usia 12 tahun jumlah gigi yang berlubang (D), dicabut karena karies gigi (M), dan gigi dengan tumpatan yang baik (F), tidak lebih atau sama dengan 3 gigi per anak.
Rumus yang digunakan untuk menghitung DMF-T :
DMF-T = D + M + F
DMF-T rata-rata =
Jumlah D + M + F
Jumlah orang yg diperiksa


Kategori DMF-T menurut WHO :
  • 0,0 – 1,1 = sangat rendah
  • 1,2 – 2,6 = rendah
  • 2,7 – 4,4 = sedang
  • 4,5 – 6,5 = tinggi
  • 6,6 > = sangat tinggi 



Pan American Health Organization (Methods)



PAHO (Pan American Health Organization) adalah Lembaga kesehatan masyarakat dunia yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan standar hidup masyarakat amerika. PAHO berdiri pada tahun 1902. PAHO sudah diakui menjadi bagian dari sistem perserikatan bangsa, sebagai regional dari WHO untuk amerika, dan organisasi kesehatan di inter-American System.
Metode PAHO standar penilaian dalam menentuka prioritas dalam suatu masalah kesehatan. Metode PAHO menitik beratkan masalah kesehatan berdasarkan prevalensi penyakit yang menunjukkan besarnya masalah, kenaikan/meningkatnya prevalensi (rate of increase), keinginan masyarakat mengatasi masalah (degree of unmeet need), keuntungan sosial(social benefit) yang diperoleh jika masalah tersebut teratasi, teknologi yang tersedia(technical feasibility), dan sumber daya yang tersedia(resource availibility). Penentuan bobot masing-masing komponen ditentukan oleh tim ahli(5-8 orang).
Metode PAHO menggunakan skor pada setiap variabel penilaian, dengan menggunakan skor 1-10, dan penilaiannya lebih luas dibadingkan dengan matriks, yaitu :
1)                 Magnitude : adalah mengukur besaran kejadian, misal untuk kasus penyakit menular maka kita bisa menggunakan Angka total kesakitan (Prevalence Rate), BUKAN menggunakan Incidens Rate (kasus baru). Makin besar kasusnya makin besar skor yang diberikan.
2)                 Severity : adalah tingkat keparahan, artinya kita melihat dari kasus tersebut :
a)                   Banyak menimbulkan kematian atau tidak
b)                  Penyebarannya Cepat apa tidak
c)                   Sebarannya luas apa tidak
Makin tinggi tingkat keparahannya maka skor makin besar.
3)                 Vulnerabelity : adalah tingkat kerentanan, disini dilihat dari sudut kemampuan kita untuk menanganinya, ketersediaan teknologinya dsb. Makin tersedianya ahli, peralatan dan teknologi maka skor makin besar, dan makin sulit ditangani skornya rendah
4)                           Community / Political Concern : adalah tingkat perhatian , diukur dari perhatian para pengambil kebijakan dan masyarakat, biasanya kita lihat dari kehebohan masyarakat atau pimpinan daerah dalam menyikapi kasus yang sedang terjadi. Makin tinggi tingkat perhatiannya maka makin tinggi skornya.

Penilaian dengan metode PAHO dilakukan oleh Tim (beberapa orang) dan dibutuhkan ahli untuk menyatukan persepsi dari semua tim penilai, karena kalau tidak maka akan banyak terjadi bias dalam penilaian.
Setelah masing-masing anggota memberikan penilaian maka diambil rata-rata, bila ada anggota tim yang menilai ekstrim maka nilai ekstrim tersebut dibuang, tidak masuk dalam rata-rata, selanjutnya nilai rata-rata tersebut dibulatkan. Misal : untuk menilai magnitude kasus kejadian demam berdarah dengue (DBD) di suatu wilayah, anggota 1 memberi nilai 7, anggota 2 memberi nilai 8, anggota 3 memberi nilai 7, anggota 4 memberi nilai 3, maka angka 3 tidak kita pakai dalam menghitung rata-rata, jadi nilai hanya diambil rata-rata dari 3 orang anggota yang memberi nilai 7,8,7. Setelah semua variabel diberi penilaian, maka masing-masing kasus kita hitung skor totalnya dengan cara : M x S x V x C.

16.1.14

WHO Global Polices

MDGs (Millenium Development Goals) adalah 8 tujuan yang disetujui oleh 189 negara pada Deklarasi Millenium PBB September 2000. Melalui deklarasi tersebut ditargetkan dapat memberantas kemiskinan, kelaparan, penyakit, buta huruf, kerusakan lingkungan, serta diskriminasi terhadap wanita.MDGs (Milenium Development Goals) yang harus dilaksanakan oleh setiap negara yang mendeklarasikannya antara lain:

1.      Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
Tujuan pertama adalah menanggulangi kemiskinan dan kelaparan. Bila seseorang tidak cukup makan atau uang untuk hidup, maka hal ini akan berkaitan dengan  kesehatan dan mempengaruhi aktifitas sosial dan kehidupannya.
Lebih dari 1 milyar orang hidup kurang dari 1 dolar perharinya dan 238 juta orang adalah pemuda (UNDP HDR 2003). 800 juta orang tidur dalam keadaan lapar (FAO) dan di Indonesia terdapat 39,05 juta orang kelaparan atau 17,75% dari total penduduk Indonesia (Susenas, 2006).


 2.      Mencapai pendidikan dasar untuk semua
Tingkat pendidikan menjadi suatu indikator peningkatan taraf hidup manusia. Dibeberapa negara tingkat pendidikan dasar masih sangat kurang, bahkan tidak sedikit yang putus sekolah. Semakin banyak tingkat pendidikan yang dicapai maka pilihan dalam bekerja akan semakin luas.
            Indonesia sebagai peserta deklarasi MDGs sudah mengupayakan program pendidikan dasar untuk seluruh rakyat Indonesi melalui program wajib belajar 9 tahun. Wajib belajar 9 tahun adalah mewajibkan seluruh rakyat Indonesia bersekolah hingga tingkat sekolah menengah pertama dengan menggratiskan biaya sekolah.

3.      Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
             Tingkat pendidikan perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki, hal ini karena perempuan identik dengan hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga saja dan dipandang sebelah mata untuk mengerjakan pekerjaan yang memiliki tingkat yang lebih sulit. Ketimpangan jumlah murid (tahun 2005) di Indonesia yaitu dominan anak laki-laki menjadi suatu fakta bahwa perempuan memiliki tingkat lebih rendah dari laki-laki. Maka, untuk menanggulangi hal tersebut dilakukan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

4.      Menurunkan angka kematian anak
Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Kesehatan anak menjadi suatu faktor yang sangat berpengaruh karena anak-anak rentan terkena penyakit. Program imunisasi dari pemerintah merupakan suatu upaya dalam mengurangi angka kematian anak karena penyakit.
Usaha lain pemerintah dalam mengatasi perbaikan gizi balita yang diwujudkan dalam bentuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT), pemberian vitamin serta suplemen yang dibutuhkan bagi balita oleh Posyandu dan Puskesmas, serta perbaikan layanan kesehatan. Hal lain yang dilakukan adalah penyuluhan ke sekolah-sekolah dasar dan menengah serta pemberian makanan yang menyehatkan dan bernutrisi baik di sekolah-sekolah.



5.      Meningkatkan kesehatan ibu hamil
Tingginya angka kematian ibu terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia merupakan target MDGs. Dari 5 juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, terdapat 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Penyebabnya antara lain karena pendarahan, eklamsia atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan, partus lama, komplikasi aborsi dan infeksi. Maka pemerintah Indonesia melakukan beberapa upaya dalam meningkatkan tingkat kesehatan ibu hamil yaitu dengan adanya pemeriksaan KIA (kesehatan ibu dan anak) tiap bulan di posyandu, penyuluhan dan pemberian asupan makanan sehat untuk ibu hamil.

6.      Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya
Malaria dan tuberkulosis merupakan masalah tertinggi di Indonesia, namun penyebaran HIV/AIDS menjadi pusat perhatian dunia saat ini. Di Indonesia gingga Juni 2006, tercatat 3358 orang terinfeksi HIV. Maka untuk menanggulangi hal itu, Indonesia mengupayakan adanya pendidikan sex untuk masyarakat dan penyuluhan mengenai HIV/AIDS untuk seluruh masyarakat.

7.      Memastikan kelestarian lingkungan hidup
Modernisasi dan industrialisasi berkembang begitu pesat tanpa memperhatikan keseimbangan alam dan lingkungan. Membuka hutan untuk perluasan wilayah, asap kendaraan, pabrik semakin banyak menimbulkan limbah dan polusi udara. Hal ini mendorong negara-negara agar memelihara lingkungan mereka sebelum terlambat. Mulai dari air bersih, membangun pabrik dengan sedikit limbah dan menanam kembali lahan kosong. Tujuan utamanya adalah menjami fungsi jasa dan manfaat alam Indonesia untuk masa depan.

8.      Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Tujuan dari MDG 8 adalah pada pengembangan soladaritas global guna mendukung pencapaian ke tujuh MDG lainnya. Negara-negara kaya di dunia telah memberikan komitmen mereka untuk mendukung negara-negara miskin dan berkembang agar dapat mencapai MDG. Salah satunya melalui Official Development Assitance’ (ODA) dan dengan pendekatan-pendekatan lain seperti meningkatkan akses pasar dunia bagi produk-prodk negara-negara miskin/berkembang, serta transfer pengetahuan dan teknologi baru.

Sumber:   

kematian-bayi